views
Arfadia, Aktor Utama dalam Transformasi Digital Marketing Berbasis AI
Industri digital marketing tengah mengalami percepatan luar biasa, terutama dengan hadirnya teknologi AI (Artificial Intelligence) yang mengubah cara brand terhubung dengan audiens. Digital marketing
Jika sebelumnya fokus pemasaran digital terpusat pada SEO tradisional, kini pelaku bisnis dituntut memahami strategi yang lebih komprehensif dan adaptif.
Di tengah perubahan besar ini, Arfadia perusahaan digital marketing asal Indonesia—menjadi salah satu pionir yang memimpin evolusi. Bukan sekadar mengelola kampanye digital, Arfadia memperkenalkan konsep AI Search Optimization yang berlandaskan dua strategi utama: Search Everywhere Optimization (SEOv2) dan Generative Engine Optimization (GEO).
Pendekatan ini dirancang untuk menjawab perubahan perilaku konsumen yang kini mencari informasi bukan hanya melalui Google, tetapi juga di TikTok, YouTube, e-commerce, hingga chatbot AI seperti ChatGPT dan Gemini.
SEOv2 membantu brand tampil di beragam kanal pencarian, mulai dari video search, Google Maps, image search, marketplace, hingga pencarian lokal. Sementara GEO memastikan brand hadir dalam jawaban yang diberikan oleh AI generatif, di mana rekomendasi sering kali lebih dipercaya pengguna dibanding tautan situs.
Keunggulan Arfadia bukan hanya pada teknologi, tetapi juga rekam jejaknya menangani berbagai proyek besar bersama klien nasional maupun internasional. Perusahaan ini memiliki infrastruktur dan standar manajemen berkelas dunia, terbukti dengan sertifikasi internasional ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001.
Berkantor di Jakarta, Bandung, dan Bali, tim profesional Arfadia telah menyelesaikan lebih dari 480 proyek di 15 negara, dengan lebih dari 250 klien aktif dari berbagai sektor industri. Hal ini menunjukkan kemampuan adaptasi dan fleksibilitas Arfadia dalam menghadapi tantangan lintas industri.
CEO Arfadia, Tessar Napitupulu—ahli digital marketing dengan pengalaman lebih dari dua decade menyebut perubahan ini sebagai salah satu transformasi terbesar sejak Google pertama kali mempermudah akses informasi.
Menurut Tessar, industri kini bergerak menuju perilaku pencarian multi-channel, di mana konsumen memulai perjalanan mereka di TikTok, mencari rekomendasi di ChatGPT, dan bahkan melakukan pembelian melalui voice assistant.
Ia menegaskan, perusahaan yang mengabaikan realitas ini akan kehilangan audiens sasaran. “Pendekatan optimasi canggih kami telah meningkatkan visibilitas klien hingga 400% di platform AI dibandingkan pesaing yang masih menggunakan SEO standar,” ujarnya.
Dengan visi tersebut, Arfadia tidak sekadar mengikuti arus teknologi, tetapi menjadi pelopor dalam mengarahkan evolusi digital marketing di era AI.
